Kamis, 12 Juli 2012

Kosmetika Pengharum

 Kosmetika pengharum tubuh (fragrance) atau parfum sudah menjadi bagian dari kehidupan umat manusia.
Dewasa ini tidak ada satu pun kegiatan manusia yang tidak berkaitan dengan wewangian dan tidak ada satu pun golongan umat agama, bangsa, negara, atau suku, yang menolak kehadirannya. Mulai dari bangun tidur di dalam ruangan yang penuh wewangian, mandi dengan sabun yang mengandung wewangian, berdandan dengan kosmetika yang juga mengan- dung wewangian, bekerja, rnakan dan belajar serta melakukan kegiatan hidup lainnpa termasuk bercukur, bersantai dan tidur kembali. Baju, ceiana, baju dalarn, handuk, sprei atau selimut juga penuh aroma wewangian dari sabun, deterjen atau bedak yang mengandung wewangian.

Oleh karena itu wajar bila sekarang ini pengharum merupakan komoditi yang banyak dibutuhkan dan merupakan pasar bisnis yang sangat besar dalam dunia kosmetika. Tidak diketahui secara tepat kapan dimulainya penggunaan parfum namun diyakini bahwa sejarah penggunaan parfum telah dimulai sejak peradaban manusia. Penggunaan bunga- bungaan yang harum mungkin telah dipakai sejak Hawa dan Nabi Adam diturunkan ke bumi, meskipun catatan paling tua berasal dari bangsa Mesir Kuno yang menggunakan bahan aromatik dalam kegiatannya sehari-hari, baik untuk kecantikan maupun unttik keagamaan. Dari piramida kuburan Firaun Tutankhamen yang memerintah 14 abad Sebelum Masehi, masih terhirup bau wewangian pada saat muminya dibuka tahun 1926.

Wewangian tersebut temyata sebagian besar berasal dari minyak binatang dan sisanya resin atau balsam yang dicampur dengan minyak kelapa, broom atau valerian. Satu preparat mereka yang disebut kyphi tersebar ke Yunani, Roma dan seluruh Eropa. Wewangian juga digunakan oleh bangsa Babilonia, Asiria, Persia, dan negara Timur Tengah lainnya. Olabanum (Frankincense) adalah parfum kuno bangsa Yahudi yang berasal dari batang pohon myrrh yang terkenal di Arab, kamfer dari Cina dan cinamon dari India, oleh bangsa Phoenisia diperdagangkan sampai ke daratan Eropa. Di Yunani, Theopharus dari Eresos (372-288 SM) meneliti tumbuhan yang dapat digunakan sebagai wewangian yang luas dipakai dalam kehidupan masyarakat masa itu.

Galen dan Pliny dalam buku The Volume of Natural History telah mengutarakan tentang bab tumbuhan pewangi secara rinci. Sandalwood di India sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Noor Jehan, istri dari Maharaja Jengahir, ayah Shah Jehan si pembuat Taj Mahal, telah menggunakan .minyak mawar untuk mandi.

Negeri yang kini terkenal dengan produksi parfumnya ada- lah Perancis. Industri parfum yang bernilai jutaan dolar ini dimulai sejak awal abad ke-17 di Perancis Selatan oleh satu keluarga asal Italia yang memulainya dari beberapa hektar kebunnya. Tidak pelak lagi bahwa parfum merupakan bahan yang tidak hanya mwangikan tetapi juga menyehatkan ekonomi bangsa. 

Pembuatan Parfum Banyak cara untuk membuat parfum. Zaman dahulu parfum dibuat dengan cara eksudasi dari bahan baku tumbuhan atau ekstraksi tumbuhan dengan lemak, alkohol atau distilasi. Untuk kebutuhan yang makin meningkat tentu tidak mungkin untuk tetap membuat parfurn dari bahan alami karena akan membutuhkan bahan baku yang sangat banyak sekali. Oleh karena itu dicari jalan untuk mendapatkan bahan utama wewangian tersebut dan dilakukan usaha untuk membuat derivatnya.

Beberapa metode pembuatan parfum, yaitu distilasi, ekspresi, dan ekstraksi.

Distilasi
adalah cara untuk memperoleh bermacam parfum alami yang terdiri atas distilasi simpel, yaitu cara distilasi dengan pemanasan dan tekanan untuk menghindari kerusakan struktur kimia parfum akibat terlalu panas, dan distilasi uap (steam) yaitu pemanasan dengan penguapan air atau sulingan.

Ekspresi
Ekspresi adalah cara pembuatan parfum dengan pemerasan untuk mendvat minyak esensial, umumnya dilakukan pada produk sitrun dari jus atau kulit jeruk.

Ekstraksi
Ekstraksi adalah cara untuk mengeluarkan zat inti parfum dari bahan baku, dapat dilakukan dengan cara:
  • a)      Enfleurage, yaitu ekstraksi dengan menggunakan lemak dingin yang ctapat mengabsorpsi parfum dari bahan baku, lalu dilepas kembali dengan larutan alkohol. Cara ini memerlukan waktu yang lama.
  • b)      Maserasi, yaitu ekstraksi menggunakan lemak panas . sehingga lebih cepat.
  • c)      Solvent extraction ,yaitu ekstraksi dengan cara melarutkan bahan baku dengan eter atau petroleum, lalu didistilasi dan disuling sehingga terjadi pemisahan kembali antara pelarut dan zat yang dilarutkan (parfum).
Mencampur Parfum
Bahan dasar parfurn harus diracik untuk mendapatkan bau yang diinginkan. Meracik bahan dasar parfum memerluKan keahlian khusus yang meliputi kemampuan teknis, pengalaman, dan bakat seni yang tinggi layaknya komponis orkes simfoni.

Poucher membagi kualitas bahan dasar parfum atas dasar daya menguap bahan (volatilitas), yaitu:
1.      Tinggi (top notes), sangat mudah menguap, skala 1-14, misalnya minyak sitrus.
2.      Menengah (middle notes), tidak terlalu mudah menguap dan merupakan campuran pembawa dan badan parfum, skala 15-60, misalnya terpenes
3.      Rendah atau dasar (basic notes), sukar menguap, skala 60-100, rnisalnya minyak kesturi (musk), vanilin. Setelah dicampur, parfum hahs dibiarkan agak lama sebelum digunakan agar stabil.

Efek Psikologis Parfum
Selain membuat wangi, parfym juga mempunyai efek psikologis bagi pemakai. Berbagai jenis parfum mempunyai efek psikologis tertentu yang diakui oleh para pakar kosmetika. Oleh karena itu penggunaan setiap jenis parfum dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang akan dicapai.
Carsh membuat skema untuk memudahkan pemilihan parfum berdasarkan efek psikologis dan kepribadian (personality) pemakai, seperti yang tertera pada Gambar dibawah ini.

 


 Gambar. Skema pemilihan parfum
(Guinjo, History of Parfum)
 
Isi  Parfum
Dalam sediaan parfum, zat atau zat-zat pewangi biasanya dilarutkan dalam pelarut alkohol, dan bergantung pada kadar pelarut dan yang dilarutkan, dikenal eau de perfume yang mengandung lebih banyak parfum, dan eau de toilette yang mengandung lebih banyak alkohol.

Parfum merupakan kosmetika yang kejadian efek sampingnya tinggi sehingga berbagai jenis parfum dikenakan pembatasan kadar pemakaian dan bahkan banyak yang dilarang pemakaiannya. Di Indonesia pembatasan tersebut telah dilakukan melalui suatu Peraturan Menteri Kesehatan.

Deodoran dan Antiperspiran
Setiap makhluk hidup mempunyai bau yang berasal dari proses dalam tubuhnya. Bau tersebut biasanya khas sehingga berguna untuk identifikasi terhadap lingkungannya. Tumbuhan
tertentu mempunyai bau yang berasal dari akar, batang, dam, maupun bunganya yang karena baunya menyenangkan, manusia membuatnya sebagai wewangian (parfum,  fragrance).
Bau tumbuhan yang tidak menyenangkan manusia misalnya kentut-kentutan….hehehe, tentu saja tidak digunakan. Binatang tertentu mempunyai bau khas yang menjadi daya tarik seksual lawan. jenisnya.

Berbeda dengan tumbuhan maupun hewan, bau badan manusia umumnya justru bukan menjadi daya tarik terhadap orang lain, sehingga tidak disukai dan harus dihilangkan.
Deodoran, kosmetik yang dibuat untuk menghilangkan bau badan, merupakan jawaban atas kebutuhan tersebut. Karena bau badan biasanya berhubungan erat dengan peningkatan keluamya keringat ekrin maupun apokrin, maka antiperspiran, yang menekan perspirasi kulit, dibutuhkan untuk melengkapi kosmetik ini.

Deodoran
Deodoran adalah kosmetik yang menghilangkan bau badan. Bau badan manusia bersumber dari kulit, rambut, hidung (saluran napas), mulut (saluran cerna atas), anus (saluran cerna bawah), vagina (saluran kelamin luar) dan terutama ketiak. Untuk keperluan tersebut terdapat deodoran untuk mulut (spray, kumur-kumur), telapak kaki atau tangan, vagina dan yang paling utama adalah deodoran untuk ketiak yang merupakan sumber utama bau badan.

Bau badan ketiak berasal dari proses dekomposisi protein yang terdapat dalam keringat ekrin dan terutama apokrin oleh mikroba yang terdapat di tempat tersebut. Bau badan yang terjadi bervariasi jenis dan intensitasnya sesuai dengan jenis dan jurnlah hasil dekomposisi tersebut, yaitu golongan amino acid urea, misalnya trimetil aminuria menimbulkan bau ikan.

Bahan aktif yang digunakan dalam deodoran dapat berupa:
1. Pewangi (parfum); untuk menutupi bau badan yang tidak disukai. Dengan adanya pewangi maka deodoran dapat
digolongkan dalam kosmetik pewangi (perfumery). Beluntas adalah pewangi tradisional yang dapat digunakan.
2. Pembunuh mikroba yang dapat mengurangi jumlah mikroba pada tempat asal bau badan.
  • a)      Antiseptik: pembunuh kuman apatogen atau patogen, misalnya heksaklorofen, triclosan, triklokarbanilid, amonium kwartener, ion exchange resin. Sirih merupakan antiseptik tra- disional yang banyak digunakan di Indonesia. Dengan adanya antiseptik, deodoran termasuk dalam golongan kosmetik medik.
  • b)      Antibiotik topikal: pembunuh segala kuman, misalnya neomisin, aureomisin. Pemakaian antibiotik tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan resistensi dan sensitisasi serta termasuk dalam golongan obat topikal.
  • c)      Antienzim yang berperan dalam proses pembentukan bau, misalnya asam malonat, metal chelating, klorofil. Dosis yang diperlukan terlalu tinggi sehingga dapat menimbulkan efek samping.
3. Eliminasi bau (odor eliminator); yang dapat mengikat, menyerap atau merusak struktur kimia bau menjadi struktur yang tidak berbau, misalnya seng risinoleat, sitronelik sene- siona, ion exchange resin.

Antiperspiran
Antipeqspiran adalah kosmetik untuk menekan produksi keringat, baik ekrin maupun apokrin. Bahan aktif yang digunakan dapat berupa: ,
1. Penyumbat saluran keringat atau muara saluran keringat, dengan cara:
  • a)      membentuk endapan protein keringat.
  • b)      membentuk endapan keratin epidermis;
  • c)      membentuk infiltrat dinding saluran keringat. Contoh: garam aluminium (aluminium klorida, aluminium klorhidrat, aluminium klorhidroksi alantoinat, aluminium dihidroksi alantoinat (aldioxa), aluminium zirkonium klorhidrat). Tawas merupakan antiperspiran tradisional.
2. Penekan produksi keringat oleh kelenjar keringat, dapat berupa: 
  • a)      Antikolinergik, misalnya propantelen bromida, skopolamin bromida. Jarang dipakai oleh karena efek sampingnya. Bila dipakai, maka kosmetik ini termasuk dalam kosmetik medik atau obat topikal. 
  • b)      Golongan aldehida yang menekan produksi keringat dengan cara mengurangi peredaran darah (vasokontriksi) kulit di tempat tersebut. Jarang digunakan karena efek samping sensitasi.

Daftar Pustaka
Charnpim RH., "Disorder of Sweat Glands" dalam Champion RH, Burton JL, Ebling FJG., eds. Textbook of Dermatology (London: Blackwell Sci- entific Pub., 1992) 1745-62
Departemen Kesehatan RI., Formularium Kosmetika Indonesia (Jakarta, Di rjen .POM, 1985) 106-30
Jellinek JS., Formulation and Function of Cosmetics (New York, Willey Interscience, 1970) 288-309
Nater JP., de Groot AC., Liem DH., Unwanted Efects of Cosmetics and Drug Used in Dermatology (Amsterdam: Excerpta Medica, 1983) 294- 7
Young A., Practical Cosmetic Science (London: Milles & Boon Limited, 1974) 69-72
Wells N, Lubowe 11, Cosmetics and The Skin (New York, Reinhold Book CO., 1969) 370-4.
Cuplikan dari buku : Ilmu Penuntun Kosmetika Medik

Nah...sekarang parfum anda apa tepat buat keinginan anda...?
Semoga bermanfaat ..........

Regards,
KSC Beauty

0 comments :