Banyak keluhan pasien di KSC Beauty Clinique tentang munculnya bintik-bintik (bintil-bahasa jawa) kecil di sekitar mata, hidung dan dahi. Umumnya bentuknya putih bening, agak keras seperti kutil (daging tumbuh) dan berukuran 1 mm - 2 mm.
Kalau anda mengalami hal seperti ini maka kemungkinan besar itu bernama MILIA....nah apa dan bagaimana milia itu muncul dan cara penanganannya...?
Milia timbul karena lapisan kulit mati (zat keratin) tidak terlepas, dan malah terperangkap dalam kelenjar sebasea di kulit,
sehingga terbentuk kista-kista kecil (kantung kecil) berisi cairan
berwarna putih atau kekuningan.
Secara literatur medis, kita bisa mendefinisikan milia sebagai berikut :
Milia yang umum non-kanker (jinak) temuan kulit pada orang dari segala usia. Milia
terbentuk langsung dari kulit sloughed-off (milia primer) kecil, lesi
berisi cairan (kista) biasanya ditemukan pada wajah bayi dan orang
dewasa, sedangkan lesi yang terbentuk secara tidak langsung (milia
sekunder) adalah kista kecil yang ditemukan dalam daerah kulit yang
terkena kondisi kulit lain.
Milia terbentuk ketika kulit tidak mengelupaskan normal tetapi tetap terjebak dalam kantong pada permukaan kulit. Sebuah
milium individu terbentuk (berasal) dari folikel rambut (unit
pilosebaceous) atau dari kelenjar keringat (kelenjar ekrin). Dalam milia primer pada bayi, kelenjar minyak (sebaceous gland) mungkin tidak sepenuhnya dikembangkan. Milia
sekunder sering mengembangkan setelah cedera (trauma) atau terik pada
kulit, yang mengganggu dan menyumbat tabung (saluran kelenjar) menuju ke
permukaan kulit. Milia sekunder juga dapat mengembangkan pada kulit rusak akibat sinar matahari orang setengah baya dan lebih tua.
Milia dapat terjadi pada semua
usia. Milia terutama sangat umum terjadi pada bayi, bahkan hampir 50
persen, dan hal tersebut adalah normal. Milia biasanya muncul di kulit
sekitar mata, pipi, dan dahi.
Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa faktor diduga menyebabkan zat keratin terperangkap di dalam
kelenjar sebasea. Antara lain :
- trauma (akibat pemencetan jerawat atau
menggosok muka dengan handuk terlalu kuat).
- Ada beberapa orang yang dirilis The Times bahwa stress dari cuaca panas juga menjadi pemicu.
- luka bakar.
- paparan sinar
matahari yang berlebihan.
- alergi terhadap produk yang dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada kelenjar keringat.
Milia tidak perlu dikuatirkan karena memang tidak membahayakan, namun jika menyangkut estetika wajah memang sangat mengganggu sekali. Pada beberapa kasus, milia tidak perlu diterapi karena
dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Jika diperlukan,
ada beberapa tindakan yang memungkinkan hilangnya milia:
- Ekstraksi dengan menggunakan alat komedo ekstraktor.
- Krim topikal yang mengandung retinoid acid (RA). Penggunaannya juga
harus berhati-hati, karena dapat memicu iritasi pada kulit di awal
pemakaian.
- Peeling atau mikrodermabrasi secara berkala, namun ada ahli yang menghindari ini karena bisa menyangkut trauma pada kulit yang akhirnya bisa merusak kelenjar keringat.
- Insisi jarum cutting edge, harus oleh dokter specialis kulit.
- Facial. bersihkan wajah dgn scrub yg
lembut 2x seminggu (jangan keseringan scrubbing, nanti iritasi), dan ini biasanya memerlukan proses waktu lama.
- Gunakan produk yang tidak mengandung minyak (oil free).
Dari semua itu hanya nomor 4 yang memerlukan kehati-hatian dan harus dilakukan oleh dokter specialis.. Jangan mencoba
untuk melakukan terapi sendiri di rumah seperti pemencetan atau
mengeluarkannya dengan alat, karena hal ini akan meninggalkan bekas luka
di kulit.Semoga Bermanfaat
Best Regards
KSC Beauty Clinique