Minggu, 12 Mei 2013

Milia, Bintil Putih Yang Mengganggu Wajah


Banyak keluhan pasien di KSC Beauty Clinique tentang munculnya bintik-bintik (bintil-bahasa jawa) kecil di sekitar mata, hidung dan dahi. Umumnya bentuknya putih bening, agak keras seperti kutil (daging tumbuh) dan berukuran 1 mm - 2 mm.

Kalau anda mengalami hal seperti ini maka kemungkinan besar itu bernama MILIA....nah apa dan bagaimana milia itu muncul dan cara penanganannya...?
Milia timbul karena lapisan kulit mati (zat keratin) tidak terlepas, dan malah terperangkap dalam kelenjar sebasea di kulit, sehingga terbentuk kista-kista kecil (kantung kecil) berisi cairan berwarna putih atau kekuningan.

Secara literatur medis, kita bisa mendefinisikan milia sebagai berikut :
Milia yang umum non-kanker (jinak) temuan kulit pada orang dari segala usia. Milia terbentuk langsung dari kulit sloughed-off (milia primer) kecil, lesi berisi cairan (kista) biasanya ditemukan pada wajah bayi dan orang dewasa, sedangkan lesi yang terbentuk secara tidak langsung (milia sekunder) adalah kista kecil yang ditemukan dalam daerah kulit yang terkena kondisi kulit lain.
Milia terbentuk ketika kulit tidak mengelupaskan normal tetapi tetap terjebak dalam kantong pada permukaan kulit. Sebuah milium individu terbentuk (berasal) dari folikel rambut (unit pilosebaceous) atau dari kelenjar keringat (kelenjar ekrin). Dalam milia primer pada bayi, kelenjar minyak (sebaceous gland) mungkin tidak sepenuhnya dikembangkan. Milia sekunder sering mengembangkan setelah cedera (trauma) atau terik pada kulit, yang mengganggu dan menyumbat tabung (saluran kelenjar) menuju ke permukaan kulit. Milia sekunder juga dapat mengembangkan pada kulit rusak akibat sinar matahari orang setengah baya dan lebih tua.
 

Milia dapat terjadi pada semua usia. Milia terutama sangat umum terjadi pada bayi, bahkan hampir 50 persen, dan hal tersebut adalah normal. Milia biasanya muncul di kulit sekitar mata, pipi, dan dahi.

Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor diduga menyebabkan zat keratin terperangkap di dalam kelenjar sebasea. Antara lain  : 
  • trauma (akibat pemencetan jerawat atau menggosok muka dengan handuk terlalu kuat).
  • Ada beberapa orang yang dirilis The Times bahwa stress dari cuaca panas juga menjadi pemicu.
  • luka bakar.
  • paparan sinar matahari yang berlebihan.
  • alergi terhadap produk yang dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada kelenjar keringat.
Milia tidak perlu dikuatirkan karena memang tidak membahayakan, namun jika menyangkut estetika wajah memang sangat mengganggu sekali. Pada beberapa kasus, milia tidak perlu diterapi karena dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Jika diperlukan, ada beberapa tindakan yang memungkinkan hilangnya milia:
  1. Ekstraksi dengan menggunakan alat komedo ekstraktor. 
  2. Krim topikal yang mengandung retinoid acid (RA). Penggunaannya juga harus berhati-hati, karena dapat memicu iritasi pada kulit di awal pemakaian. 
  3. Peeling atau mikrodermabrasi secara berkala, namun ada ahli yang menghindari ini karena bisa menyangkut trauma pada kulit yang akhirnya bisa merusak kelenjar keringat.
  4. Insisi jarum cutting edge, harus oleh dokter specialis kulit.
  5. Facial. bersihkan wajah dgn scrub yg lembut 2x seminggu (jangan keseringan scrubbing, nanti iritasi), dan ini biasanya memerlukan proses waktu lama. 
  6. Gunakan produk yang tidak mengandung minyak (oil free).
Dari semua itu hanya nomor 4 yang memerlukan kehati-hatian dan harus dilakukan oleh dokter specialis.. Jangan mencoba untuk melakukan terapi sendiri di rumah seperti pemencetan atau mengeluarkannya dengan alat, karena hal ini akan meninggalkan bekas luka di kulit.

Semoga Bermanfaat

Best Regards
KSC Beauty Clinique