This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Struktur dan Fungsi Kulit Manusia


STRUKTUR  KULIT
Sebagai Dokter Specialis Kulit dan Kelamin serta Beautician yang berhubungan dengan kulit manusia, sudah selayaknya tahu secara detail Struktur dan Fungsi Kulit. Namun di era globalisasi ini pengetahuan dasar tersebut bisa dipelajari oleh kalayak umum seperti kita.
Dengan mengetahui struktur dan fungsi kulit maka setidaknya kita bisa merawat serta melakukan tindakan dasar jika pada suatu saat mengalami masalah dengan kulit kita
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis. 
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
  1. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.
  2. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
  3. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
  4. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam  sebagai berikut:

    • Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin.
    • Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom.
    • Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
    • Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
    • Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.
    • Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular. sbb :
      1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
      2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)


Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea. Sebagai berikut :

  • Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat pelebaran terminal yang berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis. Papila dermis tersebut mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks rambut, kutikula rambut, dan sarung akar rambut.
  • Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar keringat apokrin

    1. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan memiliki diameter lebih kecil dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian sekresinya, yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang tidak mengandung granula sekretoris.
    2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari kelenjar keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di daerah ketiak dan anus.

  • Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus per centimeter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan kolesterol beserta esternya.


Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan ini mengandung jalinan yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe. Arteri yang terdapat membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi papila dermis. Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti arteri, satu lagi di pertengahan dermis. Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi sama dengan pembuluh arteri.
Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal, dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini, Meissner, dan Krause.
Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar kuku terletak pada stratum basal dan spinosum. 





FUNGSI  KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan  pembentukan vitamin D. 

 1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
-Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
 2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat  juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
 3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
            Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
            Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, pay*dara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung  air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

 4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

 6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit. 


 Keratinisasi kulit 
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EPF).


Kemudian yang sering ditanyakan oleh pasien di klinik KSC adalah bagaimana Jerawat itu tumbuh dan berkembang ? .... bisa dilihat DISINI  ulasannya...

Semoga bermanfaat bagi semuanya.

Best Regards,
KSC Beauty Clinique

sumber : www. wikipedia.com dan www.layartekno.blogspot.com

Jumat, 23 Agustus 2013

Update Notifikasi BPOM Untuk Produk-Produk KSC


Assalammuallaikum.Wr.Wb.
Dear KSC Lover,
Beberapa waktu yang lalu, KSC telah mendaftarkan beberapa produk...dan waktu yang ditunggu-tunggu itu telah tiba...Notifikasi BPOM telah keluar sehingga totalnya telah 22 item produk, silahkan lihat tabel dibawah ini, ataiu untuk detailnya anda bisa cross-check langsung ke situs resmi BPOM di www.pom.go.id .


hal ini menjadikan penyemangat kami untuk selalu memberikan produk-produk yang bermutu dan aman bagi seluruh customer kami.

Kedepannya kami selalu berusaha mendaftarkan produk-produk baru kami ke BPOM dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kami mendaftarkan untuk lebelisasi Halal untuk menambah keyakinan kita semua.

Terima kasih atas dukungan semua rekan, kolega, dan customer kami tidak henti-hentinya selalu memberikan inputan yang sangat berguna bagi kami.

Wassalam.Wr.Wb.
KSC Beauty Clinique

Jumat, 05 Juli 2013

PARABEN


Apa itu  paraben?
Paraben adalah bahan pengawet yang paling banyak digunakan dalam produk kosmetik. Kimia, dan makanan. Paraben adalah ester dari asam p-hidroksibenzoat. Jenis paraben yang paling umum digunakan dalam produk kosmetik adalah methylparaben, propil, dan butylparaben. Biasanya, lebih dari satu paraben digunakan dalam satu produk, dan mereka sering digunakan dalam kombinasi dengan jenis lain dari bahan pengawet untuk memberikan pengurangan pelestarian terhadap berbagai mikroorganisme. 

Mengapa pengawet digunakan dalam kosmetik?
Pengawet dapat digunakan dalam kosmetik untuk melindungi mereka terhadap pertumbuhan mikroba, baik untuk melindungi konsumen dan untuk menjaga integritas produk.

Apa jenis produk yang mengandung paraben?
Mereka digunakan dalam berbagai macam kosmetik, serta makanan dan obat-obatan. Kosmetik yang mungkin mengandung paraben antara lain mencakup make-up, pelembab, produk perawatan rambut, dan produk busa cukur. Sedangkan sebagian besar merek deodoran dan antiperspirant saat ini tidak mengandung paraben.

Kosmetik yang dijual secara ritel kepada konsumen diwajibkan oleh hukum untuk menyatakan bahan pada label. Ini adalah informasi penting bagi konsumen yang ingin menentukan apakah suatu produk mengandung bahan yang mereka ingin menghindari. Parabens biasanya mudah untuk mengidentifikasi nama, seperti Methylparaben, propil, butylparaben, atau benzylparaben.

Secara Umum, Paraben bisa kita temukan di : 
  1. Digunakan dalam produk Kosmetika seperti krim, lotion, sabun cuci muka, dan berbagai krim anti jamur. 
  2. Digunakan dalam berbagai sayur olahan, makanan yang dipanggang, lemak dan minyak, bumbu, pengganti gula dan susu beku yang biasanya sampai konsentarsi 0,1%. 
  3. Digunakan dalam Formulasi Farmasi. 
  4. Digunakan dalam industri unggas untuk pembuatan sebagai vaksin.

Apakah FDA mengatur penggunaan pengawet dalam kosmetik?
 
Federal Makanan, Obat, dan Kosmetik Act (FD & C Act) atau BPOM nya Amerika Serikat, tidak mengizinkan  bahan kosmetik yang mengandung bahan pewarna aditif yang dilarang, memperdagangkan tanpa ijin, tidak memakai bahan yang dilarang sesuai daftar yang dilarang, terkontaminasi dll.
Berdasarkan FD & C Act, kosmetik termasuk golongan tercemar jika, antara lain, beruang / berongga atau mengandung zat beracun atau merusak yang dapat membuat itu merugikan konsumen.


Apakah ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan paraben dalam kosmetik?
Cosmetics Ingredients Review - Ulasan Ingredient Kosmetika (CIR , 
CIR adalah sebuah organisasi yang disponsori industri yang me-review keselamatan bahan kosmetik dan menerbitkan hasilnya dalam panel terbuka, literatur peer-review. FDA berpartisipasi dalam CIR dalam kapasitasnya sebagai non-voting.) , pada ulasan keamanan methylparaben, propil, dan butylparaben pada tahun 1984 dan menyimpulkan mereka aman untuk digunakan dalam produk kosmetik pada tingkat sampai 25%. Biasanya paraben digunakan pada tingkat berkisar antara 0,01 sampai 0,3%.

Setiap negara mempunyai kebijakan tentang penggunaan paraben ( misalnya Methyl Paraben / Nipagin) ini terutama batasan maksimal yang diperbolehkan misalnya di Amerika, Kanada dan Singapura sekitar 1000 mg per Kg nya, beda di Hongkong yang maksimumnya 550 mg/Kg, dan di Indonesia sendiri BPOM mempunyai kebijakan penggunaan paraben sekitar 250 mg/Kg nya.

Pada tanggal 14 November 2003, CIR mulai proses untuk membuka kembali penilaian keamanan methylparaben, ethylparaben, propil, dan buthylparaben untuk menawarkan pihak yang berkepentingan kesempatan untuk menyampaikan data baru untuk dipertimbangkan. Pada bulan September 2005, CIR memutuskan untuk membuka kembali penilaian keamanan untuk paraben untuk meminta perkiraan paparan dan penilaian risiko untuk keperluan kosmetik. Pada bulan Desember 2005, setelah mempertimbangkan margin keselamatan pemaparan terhadap perempuan dan bayi, Panel memutuskan bahwa tidak ada kebutuhan untuk mengubah kesimpulan semula bahwa parabens aman seperti yang digunakan dalam kosmetik.

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2004 (Darbre, dalam Journal of Applied Toxicology) terdeteksi parabens dalam tumor payudara. Penelitian ini juga membahas informasi ini dalam konteks  dan
estrogen jumlah yang lemah -seperti properti paraben dan pengaruh estrogen pada kanker payudara. Namun, penelitian ini meninggalkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Sebagai contoh, studi ini tidak menunjukkan bahwa parabens menyebabkan kanker, atau bahwa mereka berbahaya dengan cara apapun, dan studi ini tidak melihat tingkat paraben yang significant dalam jaringan normal.

FDA menyadari bahwa aktivitas estrogenik dalam tubuh dikaitkan dengan bentuk-bentuk tertentu dari kanker payudara. Meskipun paraben dapat bertindak mirip  estrogen, mereka telah terbukti memiliki aktivitas jauh lebih sedikit dibandingkan estrogenik tubuh secara alami terjadi estrogen. Sebagai contoh, sebuah studi 1998 (. Routledge et al, di Toksikologi dan Farmakologi Terapan) menemukan bahwa paraben yang paling ampuh diuji dalam studi, butylparaben, menunjukkan dari 10.000 - 100.000 kali lipat aktivitasnya dibandingkan dengan  estradiol
alami (bentuk estrogen). Selanjutnya, paraben digunakan pada tingkat yang sangat rendah dalam kosmetik. Dalam review dari aktivitas estrogenik paraben, (Golden dkk., Dalam Critical Reviews in Toxicology, 2005) penulis menyimpulkan bahwa berdasarkan perkiraan paparan maksimum harian, itu tidak masuk akal bahwa paraben dapat meningkatkan risiko yang terkait dengan paparan bahan kimia estrogenik .

FDA percaya bahwa pada saat ini tidak ada alasan bagi konsumen untuk peduli tentang penggunaan kosmetik yang mengandung paraben. Namun, lembaga tersebut akan terus mengevaluasi data baru. Jika FDA menentukan bahwa ada bahaya kesehatan, badan akan menyarankan industri dan masyarakat, dan akan mempertimbangkan pilihan hukumnya di bawah kewenangan FD & C Act dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan konsumen.



Semoga bermanfaat.....

Beat Regards,
KSC Beauty Clinique

 
Sumber :  
- U. S. Food and Drug Administration, March 24, 2006; Updated October 31, 2007 
- www.nicovirya.com. 
- www.smartskincare.com

Senin, 20 Mei 2013

4 TAHAP UNTUK PERAWATAN DI KSC BEAUTY CLINIQUE



Dear All,
Klinik Perawatan Wajah saat ini sepertinya sudah menjadi trend tersendiri, berbagai model perawatan wajah ditawarkan dengan harga yang kompetitif. Sejalan dengan hal ini Perkembangan R&D dari pusat-pusat penelitian juga semakin beragam, sehingga kita sekarang mempunyai berbagai pilihan produk yang terbaik untuk kulit wajah kita sendiri.

KSC Beauty Clinique juga tidak terlepas dari perkembangan ini. Selalu memantau trend produk dari pusat-pusat penelitian di luar negri membuat KSC selalu update. Disamping itu beragam permasalahan dari pasien-pasien yang telah dan sedang berlangsung ditangani oleh KSC, membuat KSC mempunyai mapping tentang kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat umum.

Saat ini perkembangan produk online juga sudah mewabah, klinik-klinik menawarkan pelayanan yang simple, langsung , dan cepat tanpa mengurangi kode etik dari klinik tersebut. begitu juga KSC Beauty Clinique, menawarkan 4 tahapan proses mulai dari pengisian form pasien, konsultasi dokter sampai produk itu diterima oleh pasien. 4 Tahapan tersebut sebagai berikut :






Form Pasien bisa di copy-paste dari gambar berikut ini ,


Kemudian Konsultasi dengan Dokter KSC serta nomer Hotline KSC dan PIN BB 

HOTLINE
0812-3232-5252




Demikian step demi step untuk Perawatan di KSC Beauty Clinique.

Semoga bermanfaat 

Best Regards,
KSC Beauty Clinique

Minggu, 12 Mei 2013

Milia, Bintil Putih Yang Mengganggu Wajah


Banyak keluhan pasien di KSC Beauty Clinique tentang munculnya bintik-bintik (bintil-bahasa jawa) kecil di sekitar mata, hidung dan dahi. Umumnya bentuknya putih bening, agak keras seperti kutil (daging tumbuh) dan berukuran 1 mm - 2 mm.

Kalau anda mengalami hal seperti ini maka kemungkinan besar itu bernama MILIA....nah apa dan bagaimana milia itu muncul dan cara penanganannya...?
Milia timbul karena lapisan kulit mati (zat keratin) tidak terlepas, dan malah terperangkap dalam kelenjar sebasea di kulit, sehingga terbentuk kista-kista kecil (kantung kecil) berisi cairan berwarna putih atau kekuningan.

Secara literatur medis, kita bisa mendefinisikan milia sebagai berikut :
Milia yang umum non-kanker (jinak) temuan kulit pada orang dari segala usia. Milia terbentuk langsung dari kulit sloughed-off (milia primer) kecil, lesi berisi cairan (kista) biasanya ditemukan pada wajah bayi dan orang dewasa, sedangkan lesi yang terbentuk secara tidak langsung (milia sekunder) adalah kista kecil yang ditemukan dalam daerah kulit yang terkena kondisi kulit lain.
Milia terbentuk ketika kulit tidak mengelupaskan normal tetapi tetap terjebak dalam kantong pada permukaan kulit. Sebuah milium individu terbentuk (berasal) dari folikel rambut (unit pilosebaceous) atau dari kelenjar keringat (kelenjar ekrin). Dalam milia primer pada bayi, kelenjar minyak (sebaceous gland) mungkin tidak sepenuhnya dikembangkan. Milia sekunder sering mengembangkan setelah cedera (trauma) atau terik pada kulit, yang mengganggu dan menyumbat tabung (saluran kelenjar) menuju ke permukaan kulit. Milia sekunder juga dapat mengembangkan pada kulit rusak akibat sinar matahari orang setengah baya dan lebih tua.
 

Milia dapat terjadi pada semua usia. Milia terutama sangat umum terjadi pada bayi, bahkan hampir 50 persen, dan hal tersebut adalah normal. Milia biasanya muncul di kulit sekitar mata, pipi, dan dahi.

Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor diduga menyebabkan zat keratin terperangkap di dalam kelenjar sebasea. Antara lain  : 
  • trauma (akibat pemencetan jerawat atau menggosok muka dengan handuk terlalu kuat).
  • Ada beberapa orang yang dirilis The Times bahwa stress dari cuaca panas juga menjadi pemicu.
  • luka bakar.
  • paparan sinar matahari yang berlebihan.
  • alergi terhadap produk yang dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada kelenjar keringat.
Milia tidak perlu dikuatirkan karena memang tidak membahayakan, namun jika menyangkut estetika wajah memang sangat mengganggu sekali. Pada beberapa kasus, milia tidak perlu diterapi karena dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Jika diperlukan, ada beberapa tindakan yang memungkinkan hilangnya milia:
  1. Ekstraksi dengan menggunakan alat komedo ekstraktor. 
  2. Krim topikal yang mengandung retinoid acid (RA). Penggunaannya juga harus berhati-hati, karena dapat memicu iritasi pada kulit di awal pemakaian. 
  3. Peeling atau mikrodermabrasi secara berkala, namun ada ahli yang menghindari ini karena bisa menyangkut trauma pada kulit yang akhirnya bisa merusak kelenjar keringat.
  4. Insisi jarum cutting edge, harus oleh dokter specialis kulit.
  5. Facial. bersihkan wajah dgn scrub yg lembut 2x seminggu (jangan keseringan scrubbing, nanti iritasi), dan ini biasanya memerlukan proses waktu lama. 
  6. Gunakan produk yang tidak mengandung minyak (oil free).
Dari semua itu hanya nomor 4 yang memerlukan kehati-hatian dan harus dilakukan oleh dokter specialis.. Jangan mencoba untuk melakukan terapi sendiri di rumah seperti pemencetan atau mengeluarkannya dengan alat, karena hal ini akan meninggalkan bekas luka di kulit.

Semoga Bermanfaat

Best Regards
KSC Beauty Clinique

Minggu, 17 Maret 2013

Kulit Berminyak dan Penyebabnya







Apakah jenis kulit anda berminyak...?, secara sederhana bisa anda lihat di area T-zone...apakah memang lebih berminyak dari area lain..?. jika Ya, itu artinya wajah anda jenis berminyak. Ternyata memang kulit berminyak ini mempunyai masalah lebih dibandingkan dengan kulit jenis normal atau kering.

Dibawah ini akan diulas secara sains....yang mungkin agak sedikit membingungkan..., namun setidaknya kita mengerti sedikit tentang kulit berminyak serta mekanisme terjadinya minyak dan cara mengatasinya,  baik kita segera bahas.

KULIT BERMINYAK

  • Tingginya kadar lemak pada permukaan kulit
  • Sangat sering di kaitkan dengan tumbuhnya jerawat, sehingga   sering     dikaitkan     dengan     kulit     yang cenderung berminyak.
  • Adanya      gangguan      keratinisasi      kulit.      Terjadi  hiperkeratinisasi  pada daerah folikel rambut tempat keluarnya sebum.

GAMBARAN KLINIS

  • Adanya  seboroik  terdapat  pada  daerah  yang  kaya akan kelenjar sebum di daerah dahi, hidung, dagu (daerah T ), punggung, dada dan bahu.
  • Kulit berminyak dengan pori-pori besar.
  • Seborrhoea oleosa.
  • Acne    umumnya    terbatas    pada    daerah    dengan produksi  sebum,  dimana  terdapat  kelenjar  sebum yang  besar  yang  berhubungan  dengan  rambut lanugo.
  • Acne : Terlihat dengan peradangan  kulit pada folikel rambut.
  • Sistem kelenjar sebum yang tertahan, dimana folikel ostium tertutup, wjite head.
  • Papula putih berdampingan dengan papula hitam.
  • Selanjutnya dapat terjadi perubahan kulit meradang, tuber, nodus bahkan pustule.
  • Ditangani oleh dermokosmetika adalah akne dengan komedo kurang dari 20, tidak ada atau lebih kecil dari  30 papula.
JENIS-JENIS ACNE
  • Acne Papulopustulosa, pada anak muda.
  • Acne Comedonica.
  • Acne Cosmetica.
  • Acne      Conglobata,      fulminans      tidak      masuk dermatokosmetika (jerawat batu = pustule).
  • Acne Medicament ( mis pada pemakaian Phenytoin, INH, Aknesteroid (glukokostikosteroid))

Derajat acne comedonica menurut Plewig

Derajat
I                                  <10 per setengah muka
II                                   10 – 20
III                                  25 – 50
IV                                 >50 per setengah muka.


 

FAKTOR-FAKTOR YANG MNINGKATKAN PRODUKSI SEBUM

1.   Pengaruh hormone endokrin.

2.   Pengaruh non-hormon

Pengaruh Hormon Endokrin

  • Androgen ( 5-alfa dehidrotestosteron), yang memiliki reseptor pada kelenjar sebum.
  • Peningkatan  metabolism  testosterone  denjadi  DHT oleh 5-alfa dehidrotestosteron reduktase/ 5-alfa reduktase.
  • Dehidro epiandrosferonsulfat (juga pada wanita).
  • Hormon    Hipofisis    (    Growth    Hormone,    ACTH, Gonadotropin).






Pengaruh Non Endokrin

  • Sinar UV (memperbesar kelenjar minyak)
  • Peningkatan    suhu    tubuh    (    kenaikan    suhu    1°C meningkatkan 10% produksi kelenjar minyak)
  • Irama  Sirkadian =  irama  tubuh harian  (  meningkat pada jam pertama tidur)
  • Faktor  genetika  (  5-alfa  reduktase  aktif,  aktivitas kelenjar minyak yang meningkat)
  • Stress  (  substanz  P,  meningkatkan  proliferasi  dan diferensiasi kelenjar sebum)
  • Produksi sebum menurun karena :
  • Puasa ( tdk ada hub dengan komposisi makanan)
  • Umur, menopause
  • Obat-obatan   :   antiandrogen   (siproteron   asetat), retinoida (anti proliferasi), gestagen (klormedinon asetat = diane 35, shering ), spironolacton, penurun lipid.

GANGGUAN KERATINISASI KULIT

  • Peningkatan keratinisasi pada jalan keluar sebum di folikel rambut  ini yang bisa menyebabkan Komedo
 PORI


  • Pembentukan   komedo   yang   lama   menyebabkan kerusakan jaringan ikat perfolikuler menyebabkan kerusakan serabut elastin dan folikel melebar ( biasanya diatasi dgn chemical peeling)
  • Bakteri
  • Senyawa komedogen
  • Psikis dan factor nutrisi
  • Penyakit  :  agromegali, morbus  Parkinson, tireotoksikosis.

PENANGANAN
 
  • Antiseptik, adstrigen, komedolitik
  • Aluminium hidroksida (chemical peeling)
  • Asam susu dan asam salisilat (keratolitik)
  • Kaolin dan talcum (penyerap minyak)
  • Asam vitamin A dan tetrasiklin ( u pustule)
hmmm.....agak pening ya,  baik akan kita bahas tentang kosmetika yang cocok bagi orang yang berjenis kulit wajah berminyak.


Kosmetika Yang Cocok Untuk Jenis Kulit Wajah Berminyak.

Untuk merawat kulit berminyak, pilihlah produk yang sesuai jenis kulit. Pilih produk make-up dan perawatan wajah yang tidak hanya berlabel 'oil-free' tapi juga 'non-comedogenic'. Dikutip dari styletips 101, berikut ini tips lainnya dalam memilih kosmetik untuk kulit berminyak.
 

1. Pembersih Wajah
Saat ini banyak produk yang mengklaim bisa mengurangi kelebihan minyak, tapi efeknya, kulit justru kehilangan kelembaban alami. Permukaan yang kering justru memicu produksi minyak lebih banyak sehingga kulit akan semakin berminyak beberapa saat setelah membersihkan wajah.

Pilih yang berformula lembut dan tidak membuat kulit kering. Jika wajah mudah berjerawat, gunakan pembersih yang mengandung salicylic acid. Jangan lupa selalu oleskan pelembab setelahnya.

2. Moisturizer
Pilih pelembab atau moisturizer bertekstur ringan yang 'oil-free' dan 'non comedogenic'. Pelembab berbentuk lotion biasanya lebih cocok untuk kulit berminyak dibandingkan krim. Pelembab berbahan dasar air seperti gel juga sesuai untuk merawat kulit berminyak.

Untuk sunblock, jangan pilih SPF terlalu tinggi. Semakin tinggi kandungan SPF, akan semakin banyak pula minyak yang terkandung. Cukup gunakan krim tabir surya dengan SPF paling tinggi maksimal 30.

3. Make-up
Mineral make-up cocok untuk kulit berminyak. Selain kecil kemungkinannya iritasi, mineral make-up juga tidak menimbulkan komedo. Pilih foundation bentuk cair dan bedak tabur untuk rias wajah. Hindari bedak two-way cake karena bisa menyumbat pori dan membuat kulit lebih berminyak. Blush on bentuk bubuk juga cocok untuk kulit berminyak dibandingkan jenis krim.

 
Semoga Bermanfaat....

Regards,
KSC Beauty Clinique